
Harus saya akui, sebagai orang yang selalu berinteraksi dengan komputer, pengetahuan saya mengenai isinya sangatlah sedikit. Karena itu, saat saya berkesempatan mengikuti sebuah event komunitas yang didalamnya banyak para peserta yang subhanallah luar biasa keahliannya, membuat jendela saya terbuka sekali lagi. Sebuah dunia luas dimana di dalamnya banyak sekali halaman yang bisa dipijaki. Itulah perasaan saya saat mengenal komunitas R Ladies. Tempat dimana para anggotanya yang punya minat dan keahlian yang sama saling berbagi informasi dan pengetahuan, saling mengajarkan dan saling support.
Berawal dari info dari WAG kepenulisan yang juga saya ikuti, pemberitahuan mengenai event R Ladies pada tanggal 28 Juli 2019 sangat menarik minat saya. Kenapa? Karena dari percakapan yang saya simak, isi event itu tak lain dan tak bukan adalah tentang berkenalan lebih jauh dengan dunia R. Sebuah software statistik yang semakin populer saat ini. Saya sangat menyadari betul bahwa kemampuan saya dalam menguasai software statistik masih sangat terbatas. Jadi saat event ini launching kenapa saya tidak ikut saja, toh yang nanti hadir semuanya perempuan. Bebaaaaas mau ngapain aja.

Apa sih R Ladies itu?
Organisasi ini dulunya diprakarsai oleh Gabriela de Queiroz pada tahun 2012, sampai akhirnya terbentuk R ladies dan dilanching secara global pada tahun 2016. Organisasi ini merupakan organisasi internasional yang mempromosikan keberagaman gender dalam komunitas R. Di dalamnya terdapat dukungan penuh kepada para R antusias, khususnya wanita yang mempunyai keahlian pemrograman.
Sebelumnya saya sudah buka sedikit mengenai R ladies. Ada lima hal yang bisa menggambarkan komunitas ini , yaitu: Perempuan, Programming, Statistik, No Membership dan Free.
Perempuan. Sebetulnya bukan bersifat genderisasi. Awalnya komunitas dibentuk karena adanya keinginan para perempuan penyuka pemrograman agar lebih bebas berkespresi. Tahu sendiri kan, kalau di komunitas pemrogaraman itu kebanyakan laki-laki dan biasanya ada rasa sungkan kalau kebanyakan nanya. Secara, kalau di komunitas cowok itu biasanya persoalan diatasi secepat kilat. Bagi anggota yang baru bergabung apalagi belum punya basic pemrograman sama sekali, hal ini sangat sulit untuk diikuti.
Programming. Karena nama komunitasnya R, berarti yang jadi topik utama adalah software R yang ga jauh-jauh dari programming dan coding. Maka jangan heran jika teman-teman dapat bertemu dengan para peserta lain dengan kemampuan coding yang luar biasa dan syntax menjadi bahasa sehari-hari di komunitas ini.
Statistik. Komunitas ini memang khusus dibentuk karena software R yang mampu menjadi alat analisis untuk statistik. Selama ini mungkin kita lebih sering mendengar SPSS, Matlab atau STATA. Bahkan tak jarang yang bilang kalau Excel sebagai senjata statistik sejuta umat. Tapi, software R mempunyai banyak kelebihan yang tidak dimiliki oleh software statistik lain. Salah satunya adalah lisensinya yang bebas pakai, user yang memegang kontrol penuh, fleksibel dan juga ringan.
No Membership. Berbeda dengan komunitas yang biasanya membuat daftar keanggotaan dibatasi daerah, R ladies lebih luwes dalam bergabung. Kita bisa mengikuti kegiatan R ladies yang diselenggarakan dimana saja. Yang penting datang dan berkontribusi. Entah itu sebagai pembicara, peserta ataupun event organizer nya. Prinsip R Ladies adalah semua orang bisa berbagi, tidak ada yang lebih pintar atau lebih bodoh. Jadi, siapapun yang merasa mempunyai pengetahuan yang layak untuk dibagi bisa menjadi narasumber.
Free. Tidak ada pungutan keanggotaan di dalam R ladies sehingga gelaran event semuanya terjadi dengan kontribusi dari para sukarelawan.
Caranya untuk bergabung dalam R Ladies bagaimana ya?
Organisasi global ini dibentuk dari chapter yang berkumpul. Chapter adalah sebutan untuk titik pusat diadakannya kegiatan R Ladies. Saat ini terdapat kurang lebih 256 Chapter di seluruh dunia. Indonesia saat ini baru mempunyai 2 Chapter, yaitu Jakarta dan Bogor. Event di Jakarta sendiri diprakarsai oleh Mbak Erika Siregar dan Mba Ulfah Mardhiah selaku Co-organizer. Jadi, hari Minggu kemarin adalah launching R ladies Jakarta pertama kalinya.
Jadi, apa nih yang didapat dari pertemuan R Ladies pertama kalinya?

Hm, i would say it was a worth-taking experience. Saya sudah pernah bilang kan kalau saya kudet banget soal alat analisis statistik. Nah, disini saya merasa menemukan kumpulan harta terpendam. Betapa tidak, disini saya bisa bertemu para wanita keren dari berbagai instansi maupun akademisi. Saya bisa menemukan mahasiswa yang sedang asyik mendalami programming, konsultan yang mahir STATA, SQL dan mulai jatuh cinta dengan R. Juga sebagian yang seperti saya, yang baru memulai langkah PDKT dengan R. Sekalipun kayaknya saya yang paling hijau lumut diantara mereka soal coding, tapi saat saya berhasil menampilkan histogram atau pie chart dengan warna warni jantung saya sudah deg deg ser saking senangnya. Apalagi jika saya nanti bisa menguasai software ini.
Di awal penjelasan, Mba Ulfah dengan gayanya yang santai dan lucu mampu menggoda saya dengan kedahsyatan R. Mulai dari R bisa menganalisis data untuk mencari pola, membuat matriks, membuat game sederhana sampai ke membuat word atau presentasi yang cihuy. Di tengah-tengah para wanita keren ini saya merasa bahwa ilmu itu memang ibarat air dingin di tengah panas terik. Semakin diminum maka akan semakin ketagihan dan menyegarkan. Sehingga pertemuan di Kudoplex sebagai venue acara pertama kalinua ini sangatlah berharga.

Nah, sudah mulai kenal R ladies kan. Yuk mari ketemuan lagi di acara R Ladies berikutnya supaya kemahiran kita dalam menggunakan R semakin terasah. Teman-teman bisa melihat jadwal pertemuan R ladies di meetup.com. Selain itu, teman-teman bisa mengunjungi website R ladies untuk mengetahui lebih banyak mengenai kegiatan R Ladies secara global.
Jika sudah ahli dalam menggunakan R, mungkin teman-teman sudah bisa bilang “Bye, bye” sama excell.