BPN Ramadhan 2021 · Opini

#13: 7 Hal Yang Paling Membuat Bahagia

Percaya atau tidak, kehidupan seringkali menawarkan hal yang bisa membuat perasaan kita jungkir balik. Bisa saja yang tadinya sedih, beberapa saat kemudian menjadi bahagia. Apa saja sih yang biasanya membuat perasaan kita menjadi bahagia dalam hidup ini. Yuk cek sebentar!

1. Sehat

Saya pernah bertemu dengan seorang nenek berusia 70 tahunan lebih. Pendengarannya masih tajam, matanya masih melihat dengan jelas, cara berbicaranya pun sangat lantang. Nenek tersebut bukanlah orang kaya, hanya seorang petani yang kesehariannya mencangkul di sawah dan merajut jaring ikan. Saat saya mengobrol dengannya, wajahnya sangat bahagia. Kenapa saya bilang begitu? Karena setiap kata yang keluar dari mulutnya menenangkan. Ia tidak berharap terlalu banyak, namun juga tidak menjadi orang yang pasrah dengan keadaan. Terlebih lagi, nenek tersebut tak pernah mengeluhkan lututnya walau harus menggendong sekarung batang padi. Bukankah ini sesuatu yang membahagiakan? Bahkan sampai lanjut usia, nenek tersebut masih sehat wal ‘afiat. Bahkan dengan tubuh yang sehat, kita bisa mengerjakan aktivitas yang disukai tanpa harus merepotkan orang lain.

2. Memaafkan

Kok bisa memaafkan membuat kita bahagia? Teori kali! Betul, sangat susah memang. Kalau kita tidak pernah mencobanya. Mungkin kita pernah memendam amarah dan rasa kesal yang tidak terbendung lagi pada seseorang. Hanya saja, menumpahkan amarah ini seringkali tidak menyelesaikan masalah. Dalam hidup, seringkali memaafkan malah mendatangkan kebahagiaan. Contohnya saja, saat seseorang yang kita percaya malah bekhianat dan menyakiti diri kita. Apakah marah menjadi solusi? Saat itu mungkin ya. Tapi amarah yang masih membara dalam hati, jika tidak dilepaskan selamanya ibarat bara dalam sekam. Bisa sewaktu-waktu membakar lagi. Intinya adalah, jika ada hal yang tidak menyenangkan dan kita sudah memperjuangkan keadilannya, maka hal-hal yang tidak mengenakkan setelahnya bisa selesai dengan cara memaafkan. Ini adalah kebahagiaan sesungguhnya. Karena dengan memaafkan, maka kita sudah berdamai dengan diri sendiri dan orang lain.

3. Berbagi

Dalam Al Quran surat At Talaq ayat 7 pun disebutkan bahwa, ” Hendaklah orang yang mempunyai keluasan memberi nafkah menurut kemampuannya, dan orang yang terbatas rezekinya, hendaklah memberi nafkah dari harta yang diberikan Allah padanya. Allah tidak akan membebani seseorang melainkan sesuai dengan apa yang diberikan Allah padanya. Kelak Allah akan memberikan kelapangan setelah kesempitan”.

Percaya tidak, bahwa berbagi baik itu infaq, sedekah, zakat, hibah, hadiah, adalah cara terbaik menuju kebahagiaan yang hakiki. Tentu saja berbagi sesuai dengan kemampuannya dan dengan setulus hati. Bahkan dalam kondisi serba sulit, dengan saling berbagi antar sesama dapat menguatkan tali persaudaraan, rasa kasing sayang dan cinta. Pernahkah kamu merasakan nikmatnya makanan saat tidak punya apapun di rumah, lantas tetanggamu mampir dan memberikan makanan? Bahagia bukan. Berbagi adalah bentuk kepedulian yang sangat mendasar terlepas dari besar kecilnya hal yang kita bagikan tersebut.

Tentu saja, berbagi juga harus masuk dalam konteks kebaikan, bukan yang membawa mudharat dan bencana. Jangan sampai karena keasyikan berbagi, bahkan beriat hoax pun secara tak sadar kita bagikan. Apalagi di bulan Ramadhan yang penuh berkah, berbagi mempunyai tempat dan pahala yang berkali-kali lipat. Yuk kita biasakan berbagi dengan bijak. Ada pepatah yang mengatakan, sembunyikanlah tangan kananmu dari tangan kirimu. Artinya, sebaik-baiknya memberi adalah yang tidak diketahui orang lain. Inilah kebahagiaan yang palig tinggi, yaitu kebahagiaan yang penuh dalam ruang keikhlasan.

4. Berkumpul bersama keluarga dan orang tersayang

Baik itu yang sudah berkeluarga atau belum, momen kebersamaan saat berkumpul dengan keluarga adalah yang paling membahagiakan. Sampai-sampai pepatah jawa mengatakan, mangan ora mangan asal ngumpul. Yang penting kumpul dulu, karena saat bersama-sama dengan keluarga, ada wajah-wajah yang paling kita kenal dekat sedari kecil dan bertumbuh seiring usia. Dari yang tadinya hanya tiga anggota keluarga inti, setelah berpuluh tahun kemudian, bisa menjadi belasan bahkan puluhan anggota keluarga. Saat pertemuan tersebut pastinya ada banyak cerita, saling berkabar, saling melihat wajah-wajah yang dirindukan karena selama ini sudah terpisah begitu lama.

Bahkan momen yang menyenangkan ini tak melulu harus kita hargai nilainya saat momentum hari besar keagamaan saja. Saat weekdays dan weekend saja, setiap kali ibu dan ayah pulang kantor, lalu malamnya bisa duduk bersama di meja makan dan bercengkrama bareng anak, adalah hal yang istimewa. Bukankah waktu di dunia ini sangat singkat jika kita melewatkannya tanpa didampingi orang-orang tersayang?

5. Saat berbuka puasa

Siapa yang waktu kecil paling suka melihat sisa waktu menuju berbuka puasa? Jangan-jangaan kebiasaan ini masih juga sampai dewasa. Rasa sukacita menjelang dan saat berbuka puasa memang tak ada duanya. Bahkan takjil atau makanan untuk berbuka tak harus yang mahal. Air putih pun bisa menjadi rasa nikmat yang tak ada duanya di dunia. Karena itu, saat berbuka adalah saat paling membahagiakan bagi umat muslim yang menjalankannya dengan baik. Betapa tidak, berbuka puasa seolah penghargaan yang diberikan bagi muslim yang sudah dengan sabar dan kuat menahan diri dari segala kenikmatan dunia, seperti makan, minum, melakukan hal yang haram, bersenggama (bagi yang sudah menikah), dan lainnya. Tentu saja dengan catatan, momen berbuka ini bukanlah ajang pembalasan dendam. Karena tujuan berbuka puasa tak lebih untuk mengisi energi kembali agar tubuh tetap sehat dan siap melanjutkan aktivitas ibadah lainnya.

6. Belanja

Ini salah satu hal yang bisa membuat kita bahagia, dengan sebuah catatan. Berbelanjalah dengan kontrol diri secara penuh. Jadi, saat rasionalitas kita digunakan dengan baik, maka tujuan atau produk yang kita beli pun akan bermanfaat. Biasanya, saat berbelanja adalah hal yang menyenangkan karena kita bisa sambil cuci mata. Entah itu melihat barang ataupun menjalin pertemanan baru. Selain itu, saat berbelanja juga bisa sekalian olahraga, mengasah kemampuan matematika dan akuntansi. Seriusss?! Tentu serius dong, kalau ga pakai kesemua itu, belanjaan kita akan kacau, boros dan malah akan berakhir dengan penyesalan. Jangan sampai ya, gaes!

7. Berpulang dengan husnul khatimah

Umat muslim percaya bahwa saat semua tugas sudah harus berakhir di dunia, maka cara kembali kepada Allah adalah hal yang paling membuat cemas. Setiap muslim selalu berdo’a agar bisa meninggal dalam keadaan khusnul khatimah. Loh ini kan lagi bahas yang membahagiakan, kok jadinya horor? Sabar teman, inilah kenyataan. Saya bisa saja menyebutkan segudang hal yang membuat hasrat duniawi kita bahagia. Namun sebagai orang mempercayai hari pembalasan, maka kebahagiaan hakiki tertinggi terletak saat kita kembali ke pangkuan illahi. Khusnul khatimah, artinya berakhir dengan cara yang baik, merupakan keinginan sekaligus kebahagiaan terbesar umat muslim dimanapun. Semacam Golden Ticket menuju surga yang abadi dan hari pembalasan yang adil. Semoga saja apa yang sudah kita lakukan di dunia penuh dengan amal baik yang bisa mengantarkan kita menuju surganya kelak. Aamiin.

Nah, itulah 7 hal yang paling membuat bahagia versi catatansicikal.com. Semoga bermanfaat. Happy as always!

Advertisement

Comments

Fill in your details below or click an icon to log in:

WordPress.com Logo

You are commenting using your WordPress.com account. Log Out /  Change )

Twitter picture

You are commenting using your Twitter account. Log Out /  Change )

Facebook photo

You are commenting using your Facebook account. Log Out /  Change )

Connecting to %s