BPN Ramadhan 2021 · Opini

#19: Hal Yang Paling Dirindukan Saat Ramadhan

Pepatah arab mengatakan bahwa waktu seperti sabetan pedang. Sangat cepat sekali, tidak terasa meskipun menyakitkan. Kenapa menyakitkan? Karena kita seolah telat menyadari ada banyak hal yang masih belum paripurna dikerjakan, padahal waktu yang tersisa semakin sedikit.

Begitu pula dengan Ramadhan kali ini. Saat kecil, Ramadhan terasa lambat sekali selesai, tapi entah kenapa semakin ke sini, hari cepat berlalu dan waktu seakan berkejaran.

Mungkin salah satu faktor yang memengaruhi adalah bahwa semakin dewasa tanggung jawab kita semakin banyak. Kegiatan tak lagi habis untuk bermain. Mungkin juga sebagaimana nabi Muhammad SAW pernah mengatakan dalam hadits riwayat Ahmad,

“Dari Abu Hurairah ra, Rasulullah SAW pernah bersabda : Tidak akan terjadi hari kiamat hingga zaman semakin singkat, maka jadilah setahun bagaikan sebulan, sebulan bagaikan sehari, sehari bagaikan sejam, dan sejam bagaikan terbakarnya pelepah pohon kurma (cepat sekali)” (H.R.Ahmad)

Astagfirullah, setiap kali ingat hadits ini saya selalu sedih dan takut. Karena memang benar adanya, waktu sangat cepat sekali berlalu.

Ketika Ramadhan mencapai minggu ke tiga, orang tua saya mengibaratkan umat muslim yang berpuasa seperti menuruni tangga. Mudah dan cepat menuju hari kemenangan. Namun ini artinya, Ramadhan pun akan segera berakhir, padahal rindu masih belum selesai saking banyaknya kebaikan di bulan Ramadhan ini yang belum maksimal diikhtiarkan. Apa saja hal yang paling dirindukan dari bulan Ramadhan?

1. Suasana religius

Bulan Ramadhan adalah bulan kondusif untuk beribadah. Bahkan untuk orang yang tidak tinggal di negara mayoritas muslim, suasana religius seakan terbangun dengan sendirinya dalam alam bawah sadar kita, bahwa di bulan Ramadhan ada ibadah yang istimewa mulai dari sahur, puasa sebulan penuh, tadarus, tarawih dan zakat fitrah, yang semuanya akan sayang sekali kalau ditinggalkan.

2. Acara Hafiz Quran di Televisi

Hanya di bulan Ramadhan kita bisa mendapat kesempatan menyaksikan para adik lucu, sholeh dan sholehah yang cerdas dalam menghafal Al Quran. Apalagi usianya masih kecil dan lucu sekali tingkahnya. Para generasi Qurani inilah yang memelihara Al Quran sampai hari akhir nanti. Sebagai orang dewasa, bahkan menghafal 1 juz saja mungkin kewalahan. MasyaAllah kan upaya dan ketekunan para adik hafiz dan hafidzah ini. Semoga saja kebaikan Al Quran juga menjadi berkah bagi orang-orang di sekelilingnya dan Al Quran bisa teramalkan dalam bentuk akhlak yang baik sampai mereka dewasa kelak.

3. Sahur dan shalat malam

Meskipun tak semua orang melaksanakan sahur, banyak orang yang tetap bangun pada jam sahur untuk sekedar minum atau shalat malam saja. Intensitas shalat malam juga jadi terpacu karena hal ini, karena tubuh seakan mempunyai alarm alami untuk bangun di awal pagi. Apalagi sahur adalah hal yang disunnahkan karena banyak keutamaannya. Selain bisa menghindarkan lambung dari kenaikan asam lambung di siang hari karena tidak adanya makanan yang diolah, sahur juga memberikan kesempatan lebih banyak untuk beribadah baik shalat malam atau tadarus.

Awalnya mungkin berat sekali dilakukan, tapi kebiasaan yang ditempa dengan niat yang kuat pasti berhasil. Makanya kenapa setiap selesai tarawih kita selalu bersama-sama mengucapkan niat puasa untuk esok hari, maksudnya agar pikiran kita sudah merekam bahwa dini hari kita harus bangun untuk sahur.

4. Berburu takjil gratisan

Meski bukan anak kecil lagi, masih ada loh orang dewasa yang berburu takjil. Apalagi kalau tidak ada pandemi. Pernah tidak berbuka puasa di Mesjid istiqlal sebelum pandemi? Hampir semua lorongnya penuh dengan orang berbuka. Belum lagi orang yang membagi takjil gratisan saat di jalan.

5. Shalat berjamaah

Hanya di bulan Ramadhan, apalagi kalau tidak ada pandemi, umat muslim jadi lebih rajin ke mesjid untuk shalat berjamaah mulai dari shalat wajib sampai tarawih. Walau ada rasa sedih juga sih kadang aktivitas ini mulai terasa memudar di akhir Ramadhan, yang tadinya bisa penuh berbaris-baris, hanya menyisakan satu baris orang tua saja di bagian makmum.

6. Tadarusan dan khatam bersama

Biasanya habis shalat tarawih ada pengajian. Kalau di kampung saya, aktivitas ini ramai dilakukan terutama kaum ibu. Menjelang pertengahan bulan Ramadhan, biasanya tadarus sudah mencapai akhir alias khatam, lalu setelahnya ada makan-makan camilan yang dibawa oleh masing-masing anggota sebagai bentuk rasa sukacita.

Tadarus atau membaca Al Quran adalah kegiatan yang semakin intens di bulan Ramadhan karena keutamaannya yang berlipat ganda. Mulai dari pahala dalam setiap huruf yang dibaca, mendapatkan ketenangan, mendapatkan syafaat di hari kiamat dan ditempatkan di tempat terbaik bersama orang-orang yang dimuliakan Allah. Berbahagialah bagi orang yang mengerjakan ibadah ini dengan penuh keimanan pada hari kemudian. Karena pada dasarnya, kehidupan dunia itu tetaplah fana, sebesar apapun nikmatnya.

7. Pasar Ramadhan

Andai pandemi tak ada, pasti pasar dadakan di bulan Ramadhan akan penuh berjubel oleh lautan manusia. Pasar ini selalu menyediakan berbagai kebutuhan saat Ramadhan, seperti takjil, pakaian dan lainnya.

8. Saling mengajak sahur

Salah satu ciri khas Ramadhan adalah adanya orang yang rajin membangunkan warga untuk mengajak sahur. Tentu saja yang paling dirindukan adalah orang yang mengajak sahur dengan cara yang baik, sopan dan tidak membuat jantung kaget apalagi dengan marah-marah atau musik yang ga jelas.

Bisa juga saling mengajak antar keluarga atau teman lewat missed call atau sms. Hal kecil yang menandakan bahwa kita saling peduli agar berlomba-lomba dalam kebaikan. Lagi-lagi dengan catatan, dilakukan secara ikhsan atau baik. Karena kebenaran yang tidak disampaikan dengan cara yang baik malah tidak akan berdampak sama sekali.

9. Banyak event bukber dan berbagi dengan sesama terutama anak yatim

Hayo siapa yang pesan di handphonenya selalu penuh dengan ajakan berbuka? Meski kebanyakan tinggal wacana, tapi momen bukber itu selalu dinanti-nanti. Di samping itu, banyak juga event berbagi dengan anak yatim. Sebagaimana dalam Al Quran disebutkan:

“…Dan berikanlah kepada anak-anak yatim (yang sudah baligh) harta mereka, jangan kamu menukar yang baik dengan yang buruk dan jangan kamu memakan harta mereka bersama hartamu. Sesungguhnya tindakan itu adalah dosa besar” ( Q.S. An nisa : 2)

Bahkan dalam hadits, Rasulullah SAW mengibaratkan kedudukan anak yatim dan dirinya di hari kiamat nanti seperti ibu jari dan telunjuk, sangat dekat. Karena itu Rasulullah sangat menganjurkan untuk menyantuni anak yatim dan juga kaum lemah lainnya seperti orang lanjut usia dan orang miskin.

10. Bulan istimewa yang penuh ampunan

Hanya di bulan Ramadhan, Allah memberi balasan yang berkali-kali lipat saat melakukan ibadah dan kebaikan. Karena itu, banyak orang di bulan ini yang menggenjot ibadahnya habis-habisan. Tentu saja hal ini juga seharusnya berlaku di bulan setelah Ramadhan. Karena sejatinya, Ramadhan hanyalah medan pelatihan sebelum menghadapi ujian keimanan sebelas bulan berikutnya.

11. Lailatul qadr

Last but not least, hal yang cuma ada di bulan Ramadhan dan paling dirindukan yaitu lailatul qadr, satu malam yang lebih baik dari seribu bulan. Karena itu, malam ini sangat dimuliakan meskipun dalam Al Quran Surat Al Qadr tidak diberitahu secara jelas pada malam ke berapa.

Akan tetapi, Allah memberikan petunjuk bahwa lailatul qadr jatuh pada malam ganjil di sepuluh malam terakhir bulan Ramadhan. Oleh karena itu, banyak muslim yang i’tikaf atau berdiam di mesjid untuk beribadah selama sepuluh hari terakhir Ramadhan.

Betapa beruntungnya orang yang mendapatkan lailatul qadr karena semua dosanya terampuni dan kebaikannya diberikan berlipat-lipat balasan pahala. Itulah mengapa kita harus senantiasa beribadah sebaik mungkin di bulan Ramadhan. Meskipun di bulan lainnya intensitas dan kualitas ibadah tetap harus dijaga, hanya bulan Ramadhan yang menawarkan keistimewaan yang banyak dalam sebulan. Wallahu a’lam bishshowab.

Comments