Japan · Review · Traveling

Berkunjung ke Museum Ghibli-Part 2

Ok. Menyambung tulisan sebelumnya (Baca: Berkunjung ke Museum Ghibli-Part 1), kali ini saya akan mengulas cara menuju Museum Ghibli.

Museum Ghibli terletak di Kota Mitaka, Tokyo. Jika kalian memutuskan untuk berangkat dari Stasiun Shinjuku, hanya dibutuhkan 26 menit saja menuju Museum ini.

Turunlah di Stasiun Mitaka, lalu keluar dari stasiun dan menuju ke arah kiri. Hanya beberapa langkah dari pintu stasiun, dari kejauhan kita sudah bisa melihat halte bus khusus untuk menuju Museum Ghibli.

Jangan lupa membeli tiket bolak-balik di mesin tiket yang tersedia. Tiket yang dibeli berlaku di hari pembelian saja. Harganya cukup murah sekitar 320 yen.

Setiap tiket yang kita beli bagian tengahnya ada garis yang memudahkan kita untuk menyobeknya.

Bagian sebelah kiri adalah tiket menuju ke Museum Ghibli, sedangkan sebelah kanan adalah tiket kembali menuju Stasiun Mitaka.

Nah, pintu masuk Bus Ghibli ini berada di bagian depan. Sebelum menuju ke tempat duduk, masukkan bagian tiket ke tempat yang sudah disediakan di samping Pak sopir bus.

Interior busnya sih hampir sama dengan bus-bus Jepang pada umumnya. Jadi saya tidak akan membahas lebih detail.

Waktu perjalanan dari Stasiun Mitaka menuju Museum Ghibli sekitar 15 menit saja. Haltenya ada di sebelah kiri jalan. Nah, pada saat pulang juga naiknya di halte yang sama. Waktu itu saya belum tahu, jadi malah menunggu di halte seberangnya >,<.

Waktu itu, bus yang saya tumpangi tidak terlalu penuh mungkin akibat adanya pandemi. Sebagian di antara penumpang merupakan lansia. Untuk hal ini, Jepang memang terkenal dengan banyaknya populasi penduduk lansia, namun para lansianya masih energik dan aktif mengunjungi museum atau tempat wisata. Tak lupa, fashion style para lansia ini ok banget loh.

Padahal baru buka dan dalam masa pandemi, tapi yang antri tetap panjang

Nice! Untung saja saya dan teman saya, Eva, datang sebelum museum buka pukul 10 pagi. Kalau siang sedikit pastinya dalam museum banyak sekali orang. Sebetulnya dalam ruangan museum pun kita masih nyaman dalam melihat setiap visual yang ditampilkan, apalagi protokol kesehatan dijalankan dengan sangat baik. Tapi, tetap saja, kalau sudah banyak orang kita jadi tidak bisa terlalu lama dalam mengamati atau melihat satu objek.

Di Museum Ghibli Ada Apa Saja?

Biasanya saat perjalanan saya selalu menyiapkan amunisi baterai kamera yang penuh. Tapi, kali ini saya tidak terlalu banyak mengambil foto selama kunjungan ke Museum Ghibli. Perlu diingat, aturan museum di Jepang itu kebanyakan tidak memperbolehkan mengambil foto ataupun merekam karena termasuk dalam wilayah pelanggaran Hak Kekayaan Intelektual. Jadilah di Museum Ghibli kita hanya bisa mengambil gambar di luar ruangan. Walau begitu saya akan coba ulas sedikit.

Ruangan Bergerak

Museum Ghibli sendiri merupakan satu bangunan yang nyentrik dan terbagi ke dalam 3 lantai. Lantai 1 terdiri dari ruang registrasi dan visual produksi film Ghibli mulai dari awal pendirian Museum Ghibli. Peletakan objek dan ruangan sangat nyaman sekali. Sejak pertama masuk ke ruang registrasi dan mendapat tiket unik berupa negatif film, kita sudah serasa dibawa ke dunia film ala Ghibli termasuk pakaian para staf, properti registrasi dan lainnya.

Tap waternya lucu ya

Pertama saya mencoba masuk ke ruangan yang dipenuhi karya awal Studio Ghibli. Ada salah satu diorama film kartun dengan alat perfilman kuno yang sungguh unik. Begitu juga pertunjukan Tottoro Pyon Pyon dalam diorama mekanik yang berjalan (zoetrope).

Saya benar-benar menikmati hal ini karena seperti tagline Museum Ghibli “We are offering an interesting and fun experience”. Inilah tujuan utama dari pelarangan kamera, supaya pengunjung benar-benar mempunyai memori yang menyenangkan.

Bioskop Mini “Doseiza”

Begitu keluar dari ruangan dan menuju ke kanan, terdapat bioskop animasi mini. Tiket masuknya adalah tiket unik yang kita dapat di meja registrasi tadi. Film mini ini diputar beberapa jam sekali dengan film yang berbeda-beda. Waktu tayangnya hanya sekitar 15 menit. Saya masuk dong walaupun harus rooming bahasa saat di dalam ^*^.

Kebetulan film yang saya tonton waktu itu mengenai pasangan lansia yang menyaksikan para tikus di ladangnya bertanding sumo dengan tikus liar. Akhirnya demi kemenangan tikus ladangnya, pasangan lansia ini menjamu para tikus dengan makanan bergizi. Akhirnya tikus dari ladang mereka menang dan lansia ini pun ikut berbahagia bersama sorak sorai kemenangan dari para warga tikus.

Aneh? Betul. Memang aneh. Itulah salah satu ciri khas dari film produksi Studio Ghibli. Kadang alur ceritanya bisa absurd LOL…but i like it.

Ruang Kerja Animator

Nah, menuju ke lantai 2, kita bisa menggunakan lift yang terkesan vintage. Di lantai 2 juga kita bisa melihat hasil karya para animator Studio Ghibli, termasuk juga ruang kerja dari Hayao Miyazaki. Gemes banget bisa melihat langsung cara pembuatan Tottoro mulai dari guratan pertama.

Ruang Baca “Three Hawk”

Di lantai 3 kita bisa menemukan ruang baca dan juga bisa membeli langsung buku-buku asli dari karya Ghibli. Kapan lagi kan mendapatkan barang langsung dari sumbernya. O iya, produk Ghibli ini memang tidak dijual bebas dan secara eksklusif dijual hanya di Museum atau di agen resmi.

Ruang Bermain Anak

Terdapat ruang bermain anak yang sangat nyaman. Anak-anak bisa leluasa dan senang bermain di Bus Kuucing dalam film My Neighbor Tottoro

Toko Oleh-Oleh

Begitu juga dengan lantai 4, toko yang khusus menjual produk Ghibli mulai dari gantungan kunci sampai baju, ada semua di sini. Apalagi kalau kalian penggemar karakter No Face dalam film Spirited Away, celengan koin yang unik bisa menjadi buah tangan kamu.

Kursi tamannya berbentuk rangka ikan

Taman Atap

Kalau sudah puas menjelajah setiap lantai, saatnya kita menikmati suasana luar yang tak kalah asyiknya. Mulai dari taman atap! Naiklah ke tangga ulir dekat dengan tempat duduk ikan dan ruangan bermain anak. Sesampainya di atas, kita akan disambut robot usang raksasa. Robot ini diambil dari film yang berjudul Castle in The Sky.

Silau euy

Ghibli Museum Café 

Berhubung waktu sudah menunjukkan pukul 12 siang, maka perut keroncongan pun tak bisa terelakkan. Untungnya ada café  di Museum Ghibli yang menyuguhkan makanan kecil dan berat. Berhubung tidak semua makanan bisa saya makan karena ada kandungan non-halalnya, maka saya harus berpuas diri dengan menu vegan. Lumayanlah untuk mengganjal sebentar.

Akhirnya, setelah puas menjelajah Museum Ghibli dan mengantongi merchandise yang lucu-lucu (Rasanya ingin borong semua ^,^ ), dengan hati yang sumringah dan juga memori yang hangat, saya harus berbesar hati untuk pulang ke penginapan. Semoga saja masih ada rezeki berkunjung di lain hari.

Ini dia bonus foto-foto lainnya. Thanks for reading ! ^_^

2 tanggapan untuk “Berkunjung ke Museum Ghibli-Part 2

  1. museumnya potogenik, iya ya mbak kalau di Jepang, untuk foto-foto di tempat publik juga dibatasi ya
    aku salfok sama kursi dengan bentuk rangka ikan, kreatif banget

    Suka

    1. Hampir sebagian besar museum di Jepang melarang penggunaan kamera atau video selama di dalam museum. Kadang ada beberapa lantai yg diperbolehkan. Kalau di luar atau sekitar bangunan sih boleh banget

      Suka

Comments