Japan · Lifestyle · Nature · Traveling

Berhemat Energi dengan Bahagia: Sedikit Cerita dari Jepang

Januari 2020, bukan bulan yang biasa-biasa saja bagi saya. Itu adalah pertama kalinya saya merasakan salju turun di depan apato. Butir-butir kecil salju yang turun perlahan terlihat sangat cinematic yang mungkin tambah syahdu jika diiringi soundtrack mellow. “Mir, salju turun!” seru salah satu teman apato yang sedang berkunjung. Dengan norak dan kekanakan sontak saya keluar apato hanya untuk merasakan momen langka dalam hidup. Sebelum pulang studi di Jepang, minimal saya pernah megang salju! Itulah bucket list teremeh yang pernah saya tulis.

Salju berwana putih dan dingin, tentu saja. Saya sangat senang sampai lupa kalau salju juga memberi hawa dingin yang sangat tidak cocok bagi orang tropis yang terbiasa dengan hangatnya sinar matahari. Akhirnya, menghidupkan pemanas ruangan menjadi kebiasaan yang menyenangkan sekaligus menyedihkan. Senang karena badan saya tak perlu menggigil setiap saat, sedih karena tentu saja saya mulai hati-hati kalau tagihan listrik sudah mulai meninggi.

Sumber: Kepco.co.jp

Bicara soal tagihan listrik, Jepang memang menjadi salah satu negara yang sangat teliti dalam memberikan “harga” untuk setiap unit energi yang dikeluarkan. Tentu saja gas dan listrik yang menjadi andalan para warga Jepang dalam aktivitas hariannya juga tak lepas dari tempelan harga tersebut. Sama dengan di Indonesia, setiap bulan akan selalu ada tagihan yang sesuai dengan jumlah energi yang kita pakai. Uniknya, tagihan ini biasanya datang dalam bentuk amplop surat tagihan yang dibawa Pak Pos. Biasanya kita bisa membayar tagihan tersebut di mini market setempat atau lewat potongan langsung dari rekening tabungan.

Saya memilih untuk membayar dengan cara otomatis lewat rekening tabungan karena tak mau ribet dengan ketersediaan uang tunai. Sebagian teman saya mengatakan khawatir kalau pemotongan otomatis tidak terpantau apalagi saat musim dingin. Awalnya saya juga begitu, namun saya menemukan aplikasi bawaan dari penyedia energi di kota tempat saya tinggal untuk memantau jumlah energi yang digunakan sekaligus harga yang harus saya bayar.

Selain kemudahan yang diberikan aplikasi tersebut, saya juga senang karena ada menu-menu yang membuat penggunanya terpacu untuk selalu memantau pemakaian listriknya. Juga terdapat menu untuk memberikan penghargaan bagi para pengguna yang dapat berhemat dengan cara menukarkan poin dengan diskon pembayaran tagihan atau hadiah tertentu, bisa uang atau barang. Lebih dari itu juga seringkali terdapat Giveaway untuk para pengguna yang mengisi kuesioner di aplikasi. Buat kamu penggemar undian, di aplikasi tersebut juga terdapat semacam lotre yang pengumumannya setiap bulan. Yah, tipikal Jepang lah ya yang kental dengan lotre atau lotto.

Jadi, pada dasarnya saya menjadi terpicu untuk selalu peduli dengan energi yang dikonsumsi tanpa harus merasa terbebani. Bahkan saya merasa terpicu untuk berhemat karena ada “award” tadi. Tentu saja tak selalu sering juga saya lakukan karena musim dingin tetaplah musim dingin. Kemulan dengan selimut, pakai kaos kaki, ga mandi, tanpa menyalakan pemanas bukan jalan keluar terbaik.

Apa Yang Bisa Diambil dan Diterapkan untuk Indonesia?

Penyediaan energi di Jepang bisa berasal dari milik pemerintah atau swasta begitu pula dengan Indonesia. Namun di Indonesia, penyediaan oleh swasta masih belum sefamiliar PLN atau PDAM. Dengan adanya jangkauan lebih luas ke masyarakat, tentunya cara-cara untuk menarik minat masyarakat agar lebih peduli dan berhemat energi di Jepang tadi bisa diduplikasi. Pengalaman yang saya bagi tadi pun mungkin berbeda di beberapa wilayah Jepang tergantung penyedia energinya.

Sumber: layanan.pln.co.id

Menjadikan masyarakat Indonesia lebih melek dengan apa yang dikonsumsinya terutama energi menjadi salah satu PR berat. Kenapa? Karena kita masih lebih mudah peduli saat tagihan membengkak dibandingkan jumlah penggunaannya. Dengan mind set seperti itu, misal satu hari harga energi diturunkan, pastinya saat harga turun malah pemakaian semakin banyak.

Sementara saat ini, untuk listrik yang berasal dari PLN pasokan utamanya masih berasal dari batu bara yang memberikan selimut polutan bagi bumi. Sedikit demi sedikit pembenahan pastinya harus dilakukan. Saat ini pun saya masih memakai PLN mobile, namun belum ada fitur yang bisa mengedukasi penggunanya mengenai kebanggaan saat bisa berhemat energi.

Selain kepedulian berhemat energi, kita juga bisa melakukan banyak hal yang mampu mengurangi kerusakan bumi. Caranya coba deh ikutan challenge yang ada di https://teamupforimpact.org/. Ada banyak menu di sana. Mulai saja dulu dari yang paling teman-teman bisa lakukan.

Misalnya saat ini saya lagi menantang diri saya untuk selalu berusaha hemat energi dan kalau bisa setiap kali memakai pesawat terbang memilih maskapai yang mempunyai program Carbon Offset. Caranya:

  1. Buat akun di https://teamupforimpact.org
  2. Login dengan username dan password yang sudah dibuat
  3. Pilih Challenge of The Day
  4. Pilih Team Up for This Challenge
  5. Setiap poin yang teman kumpulkan dari challenge akan digantikan dengan 1 pohon dengan mengikuti https://teamupforimpact.org/team-up-everyday
  6. Ikuti challenge pilihan teman-teman setiap hari dan kumpulkan poinnya.
  7. Saat terkumpul 1.400 poin, akan ada 1 pohon yang ditanam atas nama teman-teman di hutan

Seru banget kan. Yuk mulai berhemat dan melindungi bumi dengan cara menyenangkan. Kita bersama pasti bisa !

Advertisement

Comments

Fill in your details below or click an icon to log in:

WordPress.com Logo

You are commenting using your WordPress.com account. Log Out /  Change )

Facebook photo

You are commenting using your Facebook account. Log Out /  Change )

Connecting to %s