BPN Ramadhan 2021 · Opini

#20: Tentang Puasa Saat Pandemi

Puasa dan pandemi. Dua hal yang saat ini dialami umat muslim dimana pun berada. Apakah ada perbedaan antara puasa sebelum dan sesudah ada pandemi? Tentu saja ada ya. Tapi bukan ini yang ingin saya sorot.

Perbedaan kondisi berpuasa sebelum adanya pandemi mungkin ada tapi tidak lantas menjadikan ibadah puasa berkurang secara signifikan. Ada beberapa hal yang mungkin agak berubah saja pelaksanaannya meskipun seharusnya, secara nilai tidak mesti turun jauh.

Ilustrasi: pribadi by canva

1. Salat Berjamaah

Larangan berkerumun berimbas pada ketatnya pelaksanaan shalat berjamaah maupun kegiatan agama. Sekarang dimana-mana protokol kesehatan harus dipatuhi dengan benar, mulai dari hand sanitizer, pengukur suhu badan, menjaga jarak, membawa alat ibadah sendiri, dan itu memang sudah seharusnya dilakukan.

Ibadah shalat sejatinya interaksi antara hamba dan Allah secara personal, namun akan lebih banyak pahalanya 27 derajat jika dilakukan berjamaah. Hal ini tidak lantas menjadikan kita sebagai umat muslim apatis terhadap kondisi lingkungan. Jangan sampai interaksi personal dengan Allah malah menimbulkan imbas sosial dengan menaikkan angka COVID19. Shalat sendiri maupun berjamaah seharusnya tetap mengeluarkan output yang sama, agar terhindar dari perbuatan nahi dan munkar.

2. Buka puasa bersama

Jika dulu kita sering melakukan buka puasa di luar rumah, dengan teman kantor atau teman jalan, maka sekarang rumah dan keluarga adalah teman buka puasa bersama yang paling sering dan terbaik. Kita bisa ambil hal positif dari dampak pandemi untuk buka puasa di rumah loh. Pertama, bonding bersama keluarga semakin kuat. Mungkin rasa family man/woman mu baru disadari setelah pandemi. Kedua, ibadah shalat magrib dan isya tidak lalai lagi.

Jujur deh, jika kalian buka bersama di luar, paling tidak setelah makan takjil ada ngobrol-ngobrol dulu kan, dan mungkin ada juga yang bablas sampai masuk waktu shalat isya. Padahal esensi puasa adalah meningkatkan kualitas ibadah kita kepada Allah dan bukan kumpul-kumpulnya.

3. Pasar Ramadhan

Beberapa tempat mungkin tidak buka sama sekali. Biasanya kan kalau ada, pasti jumlah orangnya berjubel dan berkerumun. Meski Pasar Ramadhan tidak ada, tapi kan ada aplikasi online maupun marketplace. Inilah saat kita mengeksplorasi kemampuan digital dan memanfaatkan internet untuk hal yang lebih bermanfaat. Jual beli online bisa menjadi kebiasaan baru yang bahkan bisa mengirit biaya transportasi dan waktu.

4. Sensasi Puasa

Memang puasa ada sensasinya gitu, semacam ada manis-manisnya? Hehe…maksudnya sensasi puasa sebelum pandemi kan lebih ke arah tumpang tindih dengan mobilitas kita, jadi rasa haus dan lapar menjadi lebih mudah terasa (atau tidak?).

Kalau saya sih merasakan puasa saat pandemi lebih tenang karena kerjaan bisa dari rumah, saat membuat bukaan tidak terburu-buru, berbeda sekali saat masih jadi pejuang jalanan, dan yang paling penting jadi lebih banyak waktu lagi untuk menambah kegiatan ibadah maupun pengetahuan agama. Gimana menurutmu?

5. Meningkatkan conciousness dan produktivitas

Saya rasa puasa kali ini menjadi ruang kontemplasi yang baik karena melatih conciousness alias kesadaran kita baik sebagai muslim, makhluk sosial maupun makhluk global. Biasanya sebelum pandemi kita sering berkutat dengan kegiatan diri sendiri, jadi apatis dengan sekeliling. Tapi puasa di masa pandemi, saat perut lapar dan kita diam di rumah, indra kita jadi lebih sensitif. Jika diarahkan ke arah yang baik, rasa sensitivitas ini membuat kita menyadari bahwa keterbatasan yang kita alami saat ini bisa jadi jauuuuh lebih baik daripada keterbatasan yang dialami orang lain. Kita jadi banyak bersyukur yang bisa mendorong kita untuk berbagi lebih banyak dengan sesama. Nah setuju ga teman-teman?

Comments