Nature

Mengenal Lebih Dekat Dana Nusantara

Anggaplah kita punya halaman depan rumah yang luas. Tanahnya subur, ditanami pohon apapun tumbuh, dan kita bisa dengan leluasa bermain di halamannya bahkan tanpa pakai alas kaki. Lalu suatu hari, orang tak dikenal masuk dan mulai bercocok tanam di halaman rumah. Meskipun mereka sebelumnya mereka meminta izin, wajahnya senyum, tentu saja kita pun bisa menggernyit karena tak nyaman. Seperti itulah kondisi alam Indonesia saat ini. Bentang alam Indonesia sedang banyak dieksploitasi oleh orang-orang di luar halaman kita. Swasta dan pihak asing salah satunya.

Sumber: Walhi

Keanekaragaman hayati Indonesia termasuk sumberdaya alam lainnya menjadi daya tarik para investor yang tidak semuanya peduli bahwa tendensi mereka dalam menggerakkan perekonomian juga bisa mengakibatkan kerusakan lingkungan. Dari sisi ekonomi, mungkin lapangan pekerjaan bisa dibuka lebar dengan adanya pengelolaan sumber daya dari pihak manapun. Namun, ada aspek keberlanjutan yang seringkali terabaikan.

Selama ini, masyarakat Indonesia terutama bagi penduduk yang bersentuhan langsung dengan bentang alam Indonesia yang alami, pengelolaan sumber daya alam dilaksanakan dengan memperhatikan sisi ekologis. Artinya, tidak hanya menguntungkan dari aspek ekonomi dan membuat masyarakat terlibat dalam ekonomi, tapi juga tetap menghormati flow alam dan ekosistem.

Inisiasi Dana Nusantara

Dari ide untuk melindungi ekosistem dan bentang alam tadi, maka mulailah dibentuk bantuan Dana Nusantara untuk membantu masyarakat lokal dalam mengelola Sumber Daya Alam sekitarnya tanpa harus menyerahkan alam untuk dieksploitasi swasta atau asing yang lebih kapitalis.

Pihak yang dipanggil untuk berpartisipasi aktif ini adalah komunitas lokal, masyarakat adat lokal dan komunitas lainnya yang memang memanfaatkan bentang alam Indonesia. Salah satunya, Desa Nusantara.

Dana Nusantara menjadi support system terpeliharanya desa nusantara ataupun masyarakat lokal agar mempunyai kemampuan memulihkan sumber daya alam secara berkelanjutan. Dana nusantara dipantau dan dikelola oleh organisasi AMAN, WALHI dan Konsorsium Pembaruan Agraria. Desa nusantara sendiri merupakan desa rintisan bagi para transmigrasi yang sampai saat ini masih selalu berhadapan dengan tantangan eksternal, misalnya saja peraupan lahan yang dilakukan perusahaan sawit. Dana nusantara juga bisa digunakan sebagai kontrol saat banyak terjadinya penyeragamman komoditi yang bisa mengancam keberagaman hayati.

Peranan Dana Nusantara di Desa Nusantara

Dalam sesi diskusi bareng Pak Usman, warga lokal dari Desa Nusantara, beliau memaparkan bahwa Desa Nusantara yang terdapat di Kecamatan Air Sugihan, Ogan Komering Ilir (OKI), Sumatera Selatan awalnya dibentuk sebagai lahan transmigrasi asal penduduk Jawa. Pada awalnya gambaran yang ditawarkan, Desa Nusantara sangat ideal dengan lahan dan akses yang sangat baik, namun kenyataannya saat Pak Usman sampai di tahun 1981, hanyalah lahan kosong dengan akses yang sangat menyedihkan.

Sehingga mau tidak mau para warga desa yang sudah terlanjur sampai di desa tersebut harus bertahan hidup dan mulai bercocok tanam. Mereka pun sudah melewati banyak tantangan terutama kesehatan. Banyak warga transmigran yang tak kuat akhirnya memilih pulang kampung. Tapi, dengan segara jerih payah dan usaha, akhirnya banyak lahan sawah berhasil dituai hasilnya dan warga pun sebagian masih bertahan. Sayangnya, 10 tahun kemudian hasil jerih payah ini malah diklaim oleh perusahaan sawit berlandaskan izin prinsip HGU dari Bupati.

Oleh karena itu, Dana Nusantara dimanfaatkan untuk membantu warga lokal tersebut secara morill dan materiil agar lebih solid dan kuat dalam mempertahankan lahannya dan mengelola komoditas supaya lebih baik dan berkelanjutan.

Semoga saja, Dana Nusantara ini bisa kita kawal dan pantau bersama sehingga manfaatnya benar-benar menopang warga lokal yang membuthhkan, khususnya masyarakat yang setiap harinya berjibaku dengan bentang alam Indonesia yang semakin kesini makin banyak dieksploitasi secara masif oleh pihak tertentu. Sekali lagi, kita tidak bisa terus menutup mata, lahan pemukiman dan kebutuhan pangan serta ekonomi lambat laun akan menggerus lingkungan. Jika lingkungan tidak dijaga dari sekarang, siapa yang akan kita andalkan?

Comments