Masih dalam hawa-hawa pulang kampung. Sesampainya di Indonesia, tepatnya Jakarta, udara lembap bercampur asap dan debu mulai terasa. Langit pun ibarat kekasih yang menyimpan gundah gulana. Mendung tapi rintik hujan tak juga tampak. Udara panas dan lembap seakan meminta setiap orang untuk cepat singgah ke ruangan berpendingin udara. Jakarta panas saudara-saudara!
Ngomong-ngomong soal panas, ternyata tak hanya Jakarta yang berubah, bumi kita memang sudah tak seperti dulu. Dengan berkembangnya perindustrian skala besar dan pesatnya pertumbuhan ekonomi, tak heran jika sedikit banyak kondisi bumi pun mendapatkan dampaknya.
Ketika iseng membuka website Badan Meteorologi dan Geofisika (BMKG), rupanya kadar Gas Rumah Kaca (GRK) di Indonesia selalu mengalami kenaikan setiap tahun. Begitu pula dengan bumi secara global.
Bahkan Intergovernmental Panel on Climate Change (IPCC) melaporkan bahwa suhu bumi sudah menunjukkan kode merah. Target untuk menjaga kenaikan emisi karbon pun harus diperbarui lagi menjadi 1,5 derajat Celsius demi mencegah dampak yang lebih besar lagi seperti bencana banjir, kelaparan dan kemiskinan.
Memang Apa Hubungannya Wacana Net Zero Emissions dan Bencana?
Kok sepertinya berlebihan sekali. Memang kalau bumi tambah panas, warga yang kebanjiran dan kelaparan semakin banyak?
Naiknya suhu bumi sebenarnya sangat wajar terjadi. Jumlah populasi mapun aktivitas manusia pastinya berbeda dengan zaman sebelum industrialisasi dulu. Hanya saja, kenaikan suhu bumi saat ini tiga kali lipat lebih cepat dibandingkan sebelum adanya industrialisasi.
Dengan ditemukannya mesin, aktivitas manusia menjadi lebih mudah. Contohnya sederhana saja, dulu produksi kayu lapis sangat terbatas jika harus dilakukan secara manual. Begitu mesin tercipta dan kebutuhan manusia untuk membangun infrastruktur dan perumahan semakin besar, maka pepohonan pun semakin banyak yang ditebang.
Belum lagi saat membicarakan produk berkemasan. Mulai dari plastik sampai kertas. Dalam satu hari, ada begitu banyak pabrik yang memproduksi barangnya. Bayangkan saja kemasan snack favorit #MudaMudiBumi. Ada berapa juta kemasan plastik yang diproduksi dalam setahun? Banyak pastinya.
Tentu saja, semakin mudah prosesnya maka akan semakin cepat juga dalam mendapatkan hasilnya. Semakin tinggi intensitas proses produksi, maka semakin banyak juga energi yang dikonsumsi dan semakin besar gas buangan yang dilepaskan.
Menurut hasil penelitian, selain kebakaran hutan dan letusan gunung berapi, emisi karbon dioksida (CO2) terbesar berasal dari pertanian dan peternakan. Dikarenakan saat ini pertanian dan peternakan dalam jumlah besar, maka konsumsi pupuk maupun buangan kotoran hasil ternak pun menyisakan buangan karbon yang sangat tinggi.
Emisi ini merupakan elemen terbesar pembentuk GRK yang bisa menyebabkan dampak signifikan untuk lingkungan, seperti perubahan iklim yang bisa menyebabkan bencana alam, perubahan siklus tanam, dan kenaikan air laut. Maka tak heran jika acapkali diberitakan anomali musim. Yang seharusnya panen besar malah gagal panen karena hama atau angin topan. Jumlah tangkapan ikan tak sebanyak biasanya karena banyak ikan yang bermigrasi. Alhasil, sumber makanan pun berkurang.
Memahami Net Zero Emissions dan ambiguitas CCS
Net zero emisi yang ditargetkan terwujud pada tahun 2050, tidak berarti tidak memproduksi emisi sama sekali, melainkan sebagai upaya agar emisi yang dikeluarkan dan diserap oleh elemen di bumi menjadi berimbang.
Mulai dari yang gampang dengan mengurangi sampah plastik maka kita bisa dari sekarang mendukung pengurangan emisi dan tercapai di tahun 2050.
SukaSuka
Setuju banget mba. Sekecil apapun kontribusi kita, jika dilakukan secara berkelanjutan dan masif pasti berdampak besar.
SukaSuka
Betul sekali kita harus mendukung zero emission Dari rumah pun dapat kita lakukan sesuai kapasitas kita. Demi Bumi lestari, kita harus rawat bumi ini.
SukaSuka
Semangat para #MudaMudiBumi. Kita pasti bisa!
SukaSuka
Saya bingung, Mbak Mira, gimana ya cara mengetahui apakah suatu bank itu memberikan pinjaman dana kepada industri penghasil buangan karbon atau tidak?
SukaSuka
Bisa dilihat pada laporan Global Coal Exit List mb. Sejauh ini 6 bank terbesar di nasional pun masih berupaya untuk banting stir ke pendanaan berkelanjutan. Semoga saja segera terwujud dalam waktu dekat.
SukaSuka
Bener juga ya mengurangi penggunaan berbahan plastik bisa mengurang emission ya mbak karena proses penghancuran plastik tidak mudah
SukaSuka
Setuju mba…mari kita batasi penggunaan plastik 😊
SukaSuka
Nomor 3 aku baru tau mbak, pengen kepoin lebih dalam lagi tentang bank atau tempat investasi mana aja yang udah punya agenda ramah lingkungan dan green financing
SukaSuka
Yes mb, sekarang dunia finance juga sedang bergerak untuk mendukung pembangunan berkelanjutan dengan green financing
SukaSuka
Menggunakan kendaraan umum nih yg masih sulit buat aku, tpi kondisi pandemi ini bkin lebih byk dirumah sih..jdi jarang bgt keluar pake kendaraan pribadi
SukaSuka
Semoga saja perbaikan kendaraan fasilitas publik makin nyaman ya mb 😊
SukaSuka
Walau untuk gas buang CO2 memang gak bakal bisa bener² 0 karena kita bernapas mengeluarkan CO2 tapi bisa kok diimbangi dengan memperbanyak pepohonan ya dan minimalisir hal yang meningkatkan gas emisi
SukaSuka
Setuju banget mb
SukaSuka
Dengan kondisi bumi yg semakin memanas, bersyukurnya skrg ini makin bnyk gerakan peduli lingkungan. Semoga makin bnyk pula orang2 yg sadar dan peduli dgn melakukan gaya hidup seperti yg mba sebutkan tadi
SukaSuka
Aamiin
SukaSuka
Yuk kita zero emisi mulai dari diri sendiri dan keluarga sebagai langkah awal
SukaSuka
Semangat 🤩
SukaSuka
Tiba tiba aku ingat anime Jepang Netflix yang baru aku tonton, JAPAN SINKS 2020. Akibat pemanasan global Jepang tenggelam sepenuhnya. Selain karena memang Jepang dikelilingi ring of fire yang dahsyat kan ya. Tapi berdasarkan hasil penelitian memang ramalan itu bakal terjadi, sama halnya dengan ramalan Jakarta akan tenggelam dan pulau Jawa terbelah. Saya yakin bukan sekedar ramalan. Kalo semakin banyak negara yang concern ke zero emisi ramalan bisa jadi gak terjadi, atau kalaupun terjadi dampaknya gak akan terlalu besar.
Udah sejak tahun 90an sih banyak yang peduli dan koar koar soal global warming, tapi kadang di dengar lewat dan diacuhkan. Butuh banyak upaya seperti terus menerus kampanye soal ini mulai dari kalangan sendiri sampai kalangan atas. Bahkan Coldplay konser dengan konsep go green.
SukaSuka
Banget mba. Bahkan sampai tahun 2019 an kemarin, masih saja ada petinggi dunia yang menolak isu global warming. Sedihnya karena lebih kepada mereka paham tapi kebijakan mereka lebih berat kepada profit ekonomi semata 😦
SukaSuka
mengurangi emisi bisa membuat lingkungan jadi lebih baik ya mbak
kita juga bisa terhindar dari beragam bencana
dan untuk mencapai nett zero emissions bisa dilakukan dari cara yg kecil namun berdampak
SukaSuka
Setuju mba. Semoga #MudaMudiBumi senantiasa bersemangat dalam menjaga lingkungan
SukaSuka
Nah kita mulai dari kebiasaan diri sendiri dulu, seperti halnya mitigasi perubahan iklim pasti akan membuat lingkungan kita membaik ya mba… Semangatt
SukaSuka
Semangat #MudaMudiBumi kita pasti bisa!
SukaSuka
Aku jadi salfok kenapa India menolak ya hehe padahal sejauh yang aku tahu ini kebijakan yang bagus dna patut didukung.
SukaSuka
India penyumbang CO2 terbesar ke 3, tapi alasannya menolak lebih ke alasan yang realistis juga sih klo menurut saya. Net zero ditargetkan terwujud sebelum 2050, sementara solusi untuk itu saat ini hanya sekedar menanam pohon, mengurangi emisi, dsb, membutuhkan proses yang lama. Jadi, India lebih mengutamakan target penurunan intensitas emisi dari tiap sektor ekonomi melalui climate finance yang uangnya tak sedikit. Makanya mereka tegas menolak target tahun terwujudnya net zero itu pada 2050
SukaSuka
Semua memang harus dimulai dari diri sendiri dan dari yang terdekat ya Bun. Termasuk mendukung kelestarian lingkungan dalam rangka zero net emisi ini. Gak boleh mager demi masa depan generasi penerus kita
SukaSuka
Betul bun meskipun dirasakan masalah ini sangat besar untuk dihandle sendirian, tetap kalau tak ada yang bergerak sama sekali, tak akan ada perubahan sama sekali
SukaSuka
pelan-pelan tapi pasti ya, mulai dari rumah sendiri, dan konsisten pasti akan berdampak besar 🙂
SukaSuka
Betul mba 😊
SukaSuka
Bnyk org yg belum sadar ttg konsep hemat emisi ini. Jadi emg kita hrs mulai dari diri sendiri dulu biar bisa nularin kebiasaan baik ke org2 terdekat. Semoga bumi tetap lestari.
SukaSuka
Aamiin. Dengan semakin banyak menulis soal climate change dan global warming, smg bisa menjadi salah satu jalan sosialisasi yg baik
SukaSuka
Setuju, bergerak dari diri sendiri dulu
SukaSuka
Setuju, berawal dari yang paling mudah dulu
SukaSuka
Saya baru tahu jika emisi karbon dioksida (CO2) terbesar selain dari industri dan kebakaran hutan,ternyta berasal dari pertanian dan peternakan. Padahal kebanyakan aktivitas pertanian dan peternakan ini di daerah, ya mbak? Bukan diperkotaan.
Betapa Bumi benar2 perlu diselamatkan.
SukaSuka
Nah setuju dengan 4 hal di atas mba. Apalagi bijak dalam plastik, dan semoga makin banyak yang bijak konsumsi energi ya.
SukaSuka
Semangat 🤩
SukaSuka
dari ke-4 langkah itu kayakanya no 3 yg aku belumpahamnih, kaykanya perlu juga mencari info sputar hal tersebut ya mbak
SukaSuka
Betul. Karena tidak dipublish bebas maka memang kita sendiri yang harus proaktif mencari tahu.
SukaSuka